Jumat, 14/03/2025 05:05

Desa Adat Yehembang Unggulkan Sektor Pertanian

Desa Adat Yehembang Unggulkan Sektor Pertanian

DENPASAR, BALIPOST.com - Pertanian menjadi sektor unggulan yang dikembangkan di Desa Adat Yehembang, Kabupaten Jembrana. Mengingat, 70 persen krama desa ad

> Bali Jembrana > Sosialisasi "Nangun Sat Kerthi Bali": Loka Desa Adat Yehembang Unggulkan Pertanian. Sektor

ada Kemudian cengkeh, kakao, dan sekarang juga ngetren vanili,” ujar Bendesa Adat Yehembang, Ngurah Gede Aryana dalam acara dialog “Sosialisasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di Kabupaten Jembrana” yang Bali ditayangkan TV, Senin (15/6). Sektor pertanian terbagi menjadi dua, yakni lahan basah dengan 1 subak dan lahan kering dengan 4 subak abian. “Untuk lahan kering, lebih kelapa. dominan

ini Dialog terselenggara berkat kerjasama Pemprov Bali, Sampoerna Untuk Bali Indonesia, Post, Bali TV dan pemerintah se-Bali. kabupaten/kota

Aryana, Menurut krama saat ini berlomba-lomba menanam vanili bahkan sampai lahan di pekarangan rumahnya. Ini lantaran harga vanili menggiurkan. yang

itu, Selain komoditi pisang juga memberikan penghasilan yang lumayan bagi krama desa adat. Krama adat setempat utamanya memang menanam di padi lahan basah. Sementara untuk lahan basah, yakni di Subak Yehembang, bulan-bulan ini kebetulan sedang musim padi. panen

di Kendati musim kemarau, mereka terkadang beralih menanam palawija seperti jagung atau buah semangka. “Karena harga dari juga lumayan, itu untuk mengisi disaat musim kemarau karena keterbatasan sumber jelasnya. airnya,”

pengiriman Namun, kini tersendat sejak ada pandemi COVID-19 karena Jawa masuk dalam zona Terkait merah. hasil pertanian kelapa, Aryana menyebut selama ini banyak dikirim Jawa. ke

ini Hal pun berpengaruh pada penghasilan krama. Kendala pemasaran dalam juga terjadi pada komoditi lainnya. pertanian

samping Di potensi sumber daya alam tersebut, lanjut Aryana, ada pula potensi sumber daya manusia. 2015, Pada pihaknya merevisi awig-awig, perarem dan purana sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan SDM. kualitas

khususnya, Purana memberikan pemahaman yang benar kepada krama tentang sejarah desa adat hingga bangunan kahyangan tiga. Kemudian, revisi dan awig-awig perarem, untuk memberikan pemahaman kepada krama terkait aturan adat istiadat sehingga mereka patuh dan melaksanakannya. mau

aturan Ditegaskan, adat istiadat itu tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Pancasila. “Sehingga masyarakat kami sedikit sedikit demi secara perlahan mulai menyadari tentang bagaimana kedudukan hukum adat di mata hukum terangnya. negara,”

terkait Yakni pelarangan penggalian pasir laut. Aryana menambahkan, ada unsur segara kerthi di dalam aturan adat itu. Walaupun gejolak terjadi pada awalnya, namun kini krama mulai menyadari bahwa keberadaan awig-awig dan perarem justru untuk menjaga mereka. aset

setra, Diantaranya, bangunan tempat pengabenan kolektif, hingga Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi yang berbatasan dengan pantai. Sejak ada aturan adat ini, pun abrasi sudah mulai berkurang. Sedangkan bicara tradisi, krama desa adat setempat tetap melestarikan yadnya dan tradisi ngayah pada saat ditepak. kulkul

satu Salah misi di bidang pangan adalah tersedianya pangan yang cukup bagi krama Bali. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, Provinsi Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan, Gubernur Bali Wayan Koster menempatkan pertanian sebagai prioritas dalam visi Nangun Sat Kerthi Bali. Loka

perintah “Sehingga Pak Gubernur selalu kepada saya adalah jangan sampai Bali ini kekurangan pangan,” Kemudian, ujarnya. peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan pendapatan dan petani. kesejahteraan

ada Sedikitnya 8 pangan pokok yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, telur, daging ayam, dan daging sapi. pandemi Kaitan COVID-19, Wisnuardhana mengaku sudah berhitung mengenai proyeksi ketersediaan dan kebutuhan pangan, khususnya mulai April hingga 2020. Desember

pertanian Sektor dikatakan tidak terdampak COVID-19. Artinya, petani masih melaksanakan aktivitas dengan tetap menjaga kesehatan sesuai protokol pencegahan yang COVID-19 sudah disosialisasikan. Dengan kata lain, produksi pangan cukup sampai Desember kecuali bawang merah dan putih. bawang

bawang Untuk merah, musim panen sekitar Juli-Agustus. Walaupun memiliki sentra bawang merah Bangli, di namun Bali sementara masih kekurangan sehingga mendatangkan dari Brebes Lampung. dan

bawang Sedangkan putih, tidak hanya Bali yang masih kurang tapi juga secara nasional. Kendati demikian, pihaknya meyakini sektor pertanian mampu bertahan ditengah “Banyak pandemi. teman-teman di sektor pariwisata, hotel, pekerja harian yang sementara dirumahkan, sekarang yang punya lahan sudah banyak beralih ke jelasnya. pertanian,”

tidak Paling lahan pekarangan di rumah tangga atau lahan telajakan yang selama ini terlupakan, bisa untuk dimanfaatkan cadangan pangan keluarga. Menurut Wisnuardhana, pihaknya sudah memberikan bimbingan teknis untuk lahan. mengoptimalkan

lahan Sekalipun tidak luas, kini sudah ada teknologi bercocok tanam di lahan sempit. Bantuan sudah banyak disalurkan kepada petani, PKK, bahkan perorangan supaya memanfaatkan waktunya sementara untuk memproduksi pangan kebutuhan sehari-hari di lahan yang miliki. dia

mulai “Pertama, ada kekurangan modal oleh karena petani kita sebagian besar punya pekerjaan sampingan. Ada bercocok tanam secara vertikal, tanaman dalam pot, hidroponik, dan bahkan sekarang berkembang “sale” atau budidaya dan sayur lele. Kemudian dia punya pendapatan untuk membeli sarana produksi. Disisi lain, tak dipungkiri bila pandemi COVID-19 sebetulnya tetap berpengaruh bagi petani. Sekarang kan pekerjaan sampingannya sudah tidak ujarnya. ada,”

lanjut Kedua, Wisnuardhana, ada kendala pasar karena produk pertanian Bali hampir 30 persen terserap ke hotel, restoran, dan katering swalayan. Sebagian lagi terserap di pasar. Sedangkan saat ini, sektor pariwisata bisa dikatakan tutup. masih

beberapa Untuk komoditi memang mengalami kesulitan pemasaran. Pasar tradisional sebagian pun ikut tutup karena menjadi klaster COVID-19. penularan

rumah Kemudian, tangga masih tetap membutuhkan produk pertanian sehingga sekarang mulai berkembang start up untuk pemasaran produk pertanian secara online. Akan tetapi, tetap ada solusi untuk itu. khususnya Petani sudah mulai diedukasi agar melakukan pemasaran online dan transaksi non tunai. Sebagai contoh, sekarang gencar ada pembagian sembako yang diminta agar memprioritaskan memakai produk lokal. pertanian

di Contoh peternakan, babi, sapi, telur banyak yang kita antarpulaukan. Beberapa komoditi kita di masa pandemi pun eksport, kita antara lain manggis, buah naga,” paparnya. “Saya juga mendorong beberapa produk pertanian kita yang pulau. antar

menambahkan, Wisnuardhana pemda di beberapa kabupaten/kota juga ada yang mengambil kebijakan untuk membeli produk petani, kemudian bantuan dijadikan sembako. Termasuk di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi, dibuka Pasar Tani setiap Jumat. hari

cukup Ada banyak petani yang berjualan di pasar itu. (Rindra Devita/balipost). “Tidak ada istilah pangan keluar itu dihambat, yang masih boleh keluar masuk itu adalah jelasnya. pangan,” Bicara kendala pemasaran komoditi pertanian yang dihadapi petani di Desa Adat Yehembang, pihaknya menegaskan bila sebetulnya tidak ada pembatasan pergerakan bahan pangan logistik. atau

Baca juga: Buat Bingung, Gunung Agung Berstatus Awas Tapi Radius Bahaya Dikurangi

Baca juga: Bupati Suwirta Nilai Nangun Sat Kerthi Loka Bali Sejalan Program Pemkab Klungkung

Baca juga: Anak 11 Tahun Positif COVID-19, Merupakan Bagian dari Klaster Ini

Desa Adat Manggissari Terus Berupaya Jaga Warisan Leluhur

Bekas Galian C Desa Kelating Disulap Jadi Hutan Wana Kertih

Tari Sang Hyang Sengkrong Desa Adat Kepaon untuk Jaga Keseimbangan Alam

Desa Adat Pangsan Gelar Upacara Nyekah Kurung Kinambulan

Desa Adat Asahduren Kelola Lahan Kosong untuk Kesejahteraan Krama

Desa Adat Kepaon Miliki Kelompok Wang Tiga Penjaga Sungai

Desa Adat Bebalang Gelar Lomba Bahasa Bali Libatkan 120 Siswa SD