Menuju dan Untuk Tiada dan Puisi Lainnya - Ambrosius Emilio

 


Drama Kehadiran

Gamam sepasang mata bola

Berusaha mengatup, namun ajek terjaga

Kendati langit hitam pekat, tak lagi lazuarditertanda hilir malam menjadi

Akibat pergolakan ihwal kehadiran


Hadir seuntai terma rumit tuk dijelaskan dan terjelaskan pada dirinya sendiri


Tak melulu hanya karenafantasi kemungkinan sekaligus ketakmungkinandikau diharapkan hadir dalam dekap

Tetapi bagaimana aku, dirimu, semesta dunia mungkin dan tak mungkin dapat hadir


Campakkan segenap pandangan rasional cum ilmiah tentang manusia dan dunianya

entah biologi, sosiologi, maupun logi-logi lain

Darinya manusia terberi lewat keterlemparan

Ada di sana terlempar begitu saja,

meresapi linglung dari mana asal dan mau ke manabiarpun dilingkupi adaan-adaan selain daripadanya sekalipun objek pasif

Guna melupakan ia merengkuh kesibukan praktis, abai terhadap keterlemparan membentur keseharian

Dasein berganti das Man


Terlalu simplistis: pekik mereka pencari dasar dari segala dasarontoteologi


Tuhan penghadir kita sekaligus semesta, kaum religius mengumandangkan diri

Materi bersamaan hukum evolusioner pembunuh substansi imaterial sebagai penopang kehadiran, senandung para ateis tulen


Namun, izinkan diriku mendedahkan refleksi kritis terhadapnyasemoga tak tercatat sebagai dosa karena telah mempertanyakan

Bilamana keduanya pada satu tarikan nafas, realisme in re kuncinya

Totalitas kemungkinan beserta ketakmungkinan semesta fisik selaku Tuhan itu sendiri


O, siapapun berilah ilham tentang ini supaya diriku bisa mengatupkan mata selama-lamanya

(2023)


Autentik

Via positiva

kemelekatan positivitas penuh pada diri objek


Via negativa

konstitutivitas negatif bagi diri subjek


Pada dirinya adaan-adaan tak bereaksi

Hanya afirmasi tanpa mampu mengafirmasi diri

Ajek pada esensi


Bagi dirinya terpenetrasi oleh negasi

Menidak atas esensi

Terejawantah eksistensi


Pertanyaan-pertanyaan merebak

Apa iya perempuan memiliki esensi hanya sebatas sebagai pemuas hasrat laki-laki?

Apa iya esensinya masyarakat kulit hitam selalu berada di kasta terbawah piramida sosial sehingga politik Apartheid terlegitimasi? 


Pertanyaan di muka memang berguna untuk membela sang-liyan dari represi 


Cenderung arbitrer,

kemenidakan tetap terkandung pada dirinya semesta subjektivitas 


Lantas, bagaimana jika: 

apa iya pada esensinya pemenuhan kebutuhan hidup dasar harus terpenuhi? 

Tak perlu rasanya menghakimi dengan mengumpat ideologi borjuasi

Hanya mesti dikatakan autentik

(2023)


Menuju dan Untuk Tiada

Ada untuk tiada


Bukan keelokan bahasa belaka

Lebih-lebih paranoia


Tetapi peristiwa konkret

Sekonkret gravitasi tanpa selubung teoretisasi ilmu-ilmu alam


Menuju tiada dari keberadaannya

Memanggul kecemasan

Panggilan dari jurang ke jurang ketakberumahan

Ada tanpa penjelasan mengapa

Tiada entah kapan waktunya

Keterarahan ada pada tiada ialah keniscayaan alih-alih kontingensi


Bukankah ini hukum dunia

Ada yang benar-benar ada justru ketiadaan itu sendiri


Lalu, apakah ketiadaan itu sungguh-sungguh tidak ada sama sekali?

(2023)

Kenali Ambrosius Emilio lebih lanjut melalui akun Instagram miliknya, @ambroemilio

Posting Komentar

1 Komentar