Mengutuk
Stuart Mill
Melepaskan
daya kemelekatan duniawi, aku tidak condong ke Timur.
Teori
moral Mill mengantar pada prinsip otentisitas kebaikan, aku
tak keberatan.
Jika
kebaikan membawakan umur yang panjang, tentu Mill akan panjang
umur.
Keabadian—layaknya
mimpi di negeri utopia—Mill mati dalam kerapuhan tuntutan.
Tindakan
yang baik adalah tindakan pembawa kenikmatan tertinggi
Siapa
yang memungkiri?
Hampir
tak ada.
Tapi,
percayakah kalian ada jarum hedonistik di balik motif utilitarian?
:
Belanjalah yang banyak! Berikan kekayaanmu pada kesia-siaan yang fana.
Ia—Mill—moralitas
macam apa yang kau ajarkan?
Ketidakselarasan
pola konsumsi; demarkasi kiri dan kanan; kaya dan miskin; pembenci dan
pencinta.
: Mill! Tenggelamlah
dalam jeritan manusia hedonis yang kau ciptakan.
Dagingmu
tercabik, matamu terbelalak, bibirmu tersayat, cacing tanah jadi algojo tubuh
tua renta.
Peninggalan
bernada kesesatan—kapitalistik dalam moral yang rusak.
Jika aku
seorang dewa yang Mahakuasa,
tiada
mustahil bagiku menukarmu 'tuk gantikan Sisifus, melumatmu hingga terbelalak.
Kali ini
dan untuk pertama kalinya,
: kita
harus membayangkan Mill menderita di tartaros.
(2022)
Prinsip
Permintaan & Politik
Barang
langka—harga mahal
Barang
melimpah—harga murah
Harga
mahal—rakyat kekurangan modal
Harga
murah—rakyat menumpuk hingga tak bersisa
Rakyat
menumpuk—barang langka
Barang
langka—rakyat tak kuasa membeli
Rakyat
tak kuasa membeli—ekenomi melemah
Ekonomi
melemah—para negarawan jadi khawatir
Negarawan
khawatir—rakyat jadi tak karuan
Rakyat
tak karuan—telinga negarawan terpelintir
Negarawan
berpidato—rakyat mendengarkan penuh khusyuk
Negarawan
meminta dukungan—rakyat senantiasa mendukung
:
Pejabatku, wakilku, telingaku, tanganku, dan harapanku
Negarawan
terpilih jadi wakilnya—rakyat menunggu janji
Janji—negarawan
lupa dengan itu
: Siapa
mereka? Usir! Ini kerajaanku
Suara
rakyat hanya jadi nyanyian sumbang bagi negarawan itu.
Nasib
baik tak ada negarawan macam itu di negeriku.
Apakah
aku salah menulis bait puisiku?
Tolong
kalian baca ulang dari awal.
(2023)
Materialisme
Agnostisisme,
ateisme—penolakan dan penangguhan Roh Absolut.
Karl
Marx, Engels, Feuerbach—sekelompok pria berjanggut kusut dan gagasannya.
Koloni
materialis menikmati modernitas yang carut marut.
Emas,
uang, kendaraan—termaktub jadi Tuhan-tuhan kecil peradaban.
Dua
konsep—pembatasan dan pemujaan,
mestinya
daya kritis mereduksi budaya hedonistik.
Persetannya
manusia; bertendensi memuja, melepaskan batas-batas keuangan.
Uang,
berikan aku umur yang panjang dan keluasan kekuasaan.
Sujud
sembahku padamu—kau rupawan melampaui batas semantik.
Bajingan
itu; si penyembah uang, mati muda dalam limosin di ujung jalan.
Harta
melimpah ruah tertinggal tak terborong dalam lubang kubur.
Ia
tinggalkan wasiat pada notarisnya.
:
Saudaraku, kubur diriku bersama hartaku.
Bajingan,
ia tak takut dengan neraka,
lantas
lebih takut tak membawa harta.
(2023)
Kenali Angga Pratama lebih lanjut melalui akun Instagram miliknya, @fxaverius_
0 Komentar