Dua Kutub Berlawanan
Kau akan mencaci puisi.
Begitu juga aku selalu
menuliskan puisi untukmu.
Selalu aku rasakan kesemrawutan
--mungkin esok tetap begini.
Sebuah bulan akan menjadi
matahari
tapi itu hanya awalan.
Semua pintu telanjur terbuka,
cepat atau lambat,
dan kita telantar di antaranya.
Tapi bahasa bahasa selalu
jadi penawaran sebelum tidur
dan mungkin kebebasan kita
dikekang olehnya.
Kau akan mencaci puisi.
Begitu juga aku selalu
menuliskan puisi untukmu.
Tapi semuanya tak lebih sekadar
rutinitas yang padat dan mengecewakan.
2022
Kasidah Cinta Sehabis Hujan
: Dipengaruhi Sonata No. 2: Largo - W. Szpilman
setelah hujan keakuan membanjiri
hidup kita
di hati kita hanya ada gerimis
dan pelan-pelan pelangi nongol
dari tuntutan, dari keadaan.
Masa silam menggerayangi
genangan air, suara-suara cinta
mengembara di utara
Bersabarlah, tunggulah retak jiwa
kematian.
O, inilah derita
yang kukenal seperti neraka.
2022
Hening
: Dipengaruhi lagu Moon River versi Lisa Ono
Keberanian mengingatkanku
pada matamu
suara-suara kehidupan dari biru matamu
menjelma geliat sepasang burung
terbang di angkasa
"Apa kau lihat riak sungai darahku
melambat, dan ikan-ikan mati
di antaranya?"
"Apakah kau dengar kasidah
sukmaku memekik alam raya?"
"Apa kau rasakan udara di sela
selangkangan keheningan malam ini?"
Cahaya matamu adalah biru
kehidupan. Bulu matamu
musim hujan yang menakjubkan.
Dan lirikan matamu adalah
hening yang menyengsarakan.
Keberanian mengingatkanku
pada matamu, dan sempurnalah
hening kehidupan.
2022
Tarian
: Dipengaruhi irama piano Mazurka - Chopin
Kubiarkan luka mengatup pecahan
pecahan waktu
(barangkali sekadar siasat)
kubiarkan masa silam menggerayangi
irama lagu kehidupan
(maka udara adalah sebuah pesanpesan)
Kini terbakarlah api kehidupan, sebelum
badai kesemrawutan melenyapkan harapan
dan sempurnalah kurasakan tarian
di sela bayang-bayang
sebab di sanalah kenikmatan menggoyang-goyangkan kehangatan.
2022
Kosong
: Dipengaruhi irama Wave karya Tom Jobim
Setiap cinta yang bersemayam
di tubuh kita
senantiasa pelan-pelan menguap
atau udara menjelma apa saja
yang tak pernah kita rumuskan.
Perasaan digerayangi senyawa zat mematikan
dan akhirnya kita pulang ke rumah
kekosongan, kepada kehampaan.
Waktu menggeliat di sela-sela kedipan mata kita.
Penyesalan adalah remang cahaya
seperti pada mulanya cinta diciptakan,
orang-orang memuji dan mempersembahkan kehidupannya
tapi pelan-pelan keringat penghianatan menggerayangi kehidupan
atau penolakan dan pemberontakan
mengguncang pikiran, dan menusukkan
senyum ke dada tanpa perasaan.
Setiap cinta yang bertahan
di tubuh kita adalah embusan
waktu yang remang meratap perasaan
dan guncangan senyum kehidupan
menusukkan pikiran dan perasaan
o, akhirnya cinta menganga
dan kita tak jua dapatkannya.
2022
Ahmad Rizki, menggelandang
di Ciputat. Beberapa puisinya tersebar di beberapa media daring. Buku puisinya
yang telah terbit: Sisa-sisa Kesemrawutan (2021), Sebuah Omong Kosong Cinta
Masa Remaja (2022).
Instagram @ah_rzkiii
Email: ahrizki048@gmail.com
0 Komentar