Kasidah Cinta Masa Remaja
/
setelah
aku cinta padamu
rasa
hidup hampir tak beda
karena
cinta remaja kurasa
bias
dan agak kurang bahagia.
Aku
tak mencintaimu karena
mawar
gugur musim semi
atau
udara sejuk pegunungan
yang
menggelitik di tubuhku.
Namun,
cintaku padamu sekadar
bayangan
hidup yang kupertaruhkan
agar
terhubung oleh aliran darahmu.
//
kurasa
setelah aku cinta padamu
udara
di tubuh tak ubah sedikit jua
karena
cinta remaja terlanjur
kering,
kosong, dan tak
bernilai
apa-apa.
Aku
tak mencintaimu seperti
kupu-kupu
yang berterbangan
di
taman sorgawi.
Aku
tak mencintaimu seperti
cahaya
perak yang meleleh
di
langit malam
atau
nyanyian burung-burung
yang
merdu di hutan Kalimantan.
Namun, cintaku padamu sekadar
lampion
yang menyala di tengah
gemerlap
lampu kota
atau
seseorang yang termangu
sendiri
menyaksikan keajaiban
masa
depan.
///
aku
cinta padamu dan
tak
mengubah apa pun jua
karena
kurasa cinta remaja
payah
dan kurang berharga.
Aku
tak mencintaimu seperti
waktu
yang berpusat dalam hidupku
atau
pengetahuan manusia
yang
kecil dan kurang sempurna.
Namun, kurasa cintaku padamu
seperti
pengertian yang tak
dapat
kita mengerti, dan
jaminan
pengalaman hidup
dipertaruhkan
olehnya.
////
setelah
aku cinta padamu
kurasa
pengetahuan dan
kebodohan
hampir serupa
karena
cinta remaja tak
menjamin
apa-apa.
Namun, cintaku padamu
seperti
keinginan dan hasrat
manusia
yang selalu ingin
bersama
orang yang dicintainya.
Atau
ketika sebelum kututup
usia,
aliran darahku mengalir
menuju
darahmu, dan mataku
dapat
menikmati wajahmu dengan
dekat
dan intim, selamanya.
Ciputat,
2022
Kasidah Cinta Masa Remaja I
Supaya
langit
jiwamu
berwarna, lihatlah aku.
Lihatlah,
supaya
hidupmu
mekar sempurna.
Lihatlah
aku
dengan
napas harapan yang
murni
dan jumawa.
Karena
cinta
remaja
kukumpulkan
sepenuh
kehidupan.
Supaya
dapat
kukatakan
cinta remaja mekar
luas
biasa.
Ciputat,
2022
Kasidah Cinta Masa Remaja II
Setiap
kasidah adalah cinta.
Cintaku
padamu ialah kasidah cinta masa remaja.
Setiap
kata dan irama adalah kasidah cinta.
Cintaku
padamu adalah kasidah cinta paripurna.
Ciputat,
2022
Kasidah Cinta Masa Remaja III
Tiap
waktu aku berpikir untuk menyusun kasidah cinta.
Agar
dapat kunyanyikan pada Putri kencana.
Agar
Putri kencana senyumnya menganga.
Tiap
waktu aku berpikir untuk menyalakan lilin kehidupan.
Agar
membuka lubang kemungkinan.
Agar
cahaya cinta menyelinap ke hatinya pelan-pelan.
Saat
remaja
aku
kira cinta mewah
dan
bahagia. Ketika arus sungai kehidupan
menggiurkan
hasrat cintaku, berkeliaran ikan-ikan betina di
antara
pohon-pohon kecil, semua air mata dan lelehan senyummu terasa jadi
satu,
menjadi biru. Dan, aliran sungai kehidupan selalu menggoyangkan nyali menuju
kursi hatimu.
O,
tiap hari aku berpikir bahwa sudah kunikmati cinta ini.
Tiap
waktu aku berpikir untuk pasrah dan apa adanya.
Agar
kasidah menjadi cinta.
Agar
cintaMu selalu terhubung
dengan
cintaku.
Ciputat,
2022
Kasidah Flamboyan
Aku
ingin wajahmu menerangkan
langit
jiwaku, atau cahaya
memerah
memancar ke hatiku.
Dan,
dengan cinta kasihmu
belailah
rambutku,
atau
sekadar menyentuh mataku
sampai
langit jiwaku senandung ria.
Aku
ingin cintamu seperti
hasrat
angin yang menggoda
kehidupan,
menyelinap ke
telinga
kita, dan
menggeliat
ke segenap tubuh kita.
Aku
ingin kita terus-menerus hidup
dan
hampir tak ada musim gugur kehidupan, lalu nyanyian
cinta
kita berdua
berhamburan
ke segenap alam
gaib
dan nyata.
Agar
dapat kuraih Flamboyan,
atau
cinta yang utuh, atau
nafasku
dapat menghitung
hitam
rambutmu, atau
seperti
puisi yang bening
menggambarkan
kemegahan cinta
kita
berdua.
Ciputat,
2022
Ahmad Rizki, menggelandang
di Ciputat, Tangerang Selatan. Beberapa puisi omong kosongnya termaktub di
media daring. Buku puisi yang terlanjur terbit, Sisa-Sisa Kesemrawutan (2021). Informasi tambahan dapat ditemukan
di Instagram @ah_rzkii email ahrizki048@gmail.com
0 Komentar