Ahmad Rizki: Awalan dan Puisi Lainnya

 


Sepi

 

Sepi, ya Allah, sepi karena ramai dunia ini.

Sepi, Ya Allah, sepi karena cintamu tak dapat kuraih.

Sepi karena kenyataan gagal membungkus keinginanku.

Sepi karena kehidupan adalah perjalanan panjang.

Sepi, ya Allah, sepi karena ramainya kehidupan.

 

Segala bahasa tumbuh mawar,

tapi tak berwarna dan harum.

Segala derita banjir ke selokan nasib,

tapi tubuh berdiam dan dihantam kebingungan.

 

Sepi, ya Allah, sepi karena masa lalu.

Sepi, ya Allah, sepi karena harapan.

Sepi, ya Allah, sepi karena lupa jalan pulang.

Sepi, ya Allah, sepi karena karena tak sanggup kuhindari keramaian ini.

 

Sepi, ya Allah, sepi karena kegagalanku mencintai semua ini.

 

Ciputat, 2021

 

Awalan

 

Inilah kenyataan, udara kotor dengan gumpalan doa dan makian adalah perwujudan hidupku

Inilah tubuhku: Laut tanpa ikan dan sampah plastik menyertainya, dan tangisan adalah lagu kesepian.

Inilah, inilah kesengsaraanku,

keramaian hidup adalah

sepi.

 

Inilah awalan,

bahasa tanpa cinta,

tanpa makna

di sekitar hidup, dan entah

kematian nantinya.

 

2022

 

Sekarang

 

Udara kehidupan melayang

ke dekat dinding gedung kota,

sekarang, tak ada yang lebih

utama dari pergolakan hati:

memutari nasib dan waktu, dan

 

yang tak terlupakan oleh

hidup adalah sengsara.

Kehidupan adalah bara api yang

digenggam anak-anak, dan mimpi

malamnya hangus terbakar sepi.

 

Udara kehidupan pulang

ke tubuh masa depan yang membingungkan. Dan,

sekarang semua berputar,

menakutkan.

 

2019

 

Setan

 

Setan

adalah langit gelap. Setan

menyelinap ke dalam malam,

merangkul hatiku. Kemudian,

 

pagi nanti, setan menggerakkan

hidupku. Ia menyuruhku

mengelilingi hari ini, atau

sekadar menentang matahari

sampai senja. Ia menggerakkan

tubuhku, menyuruhku memutari

hari penuh waktu.

 

Dan, hari kembali gelap,

setan kembali menyelinap

ke hatiku. Tidurku

 

dimimpikan hitam, gelap.

Dan, berulang-ulang setan

di dalam tubuhku berjalan-

jalan tanpa jeda, selamanya.

 

Ciputat, 2022

 

Ahmad Rizki, menggelandang di Ciputat. Puisi-puisinya tersebar di beberapa media daring. Kumpulan puisinya yang telah terbit, Sisa-sisa Kesemrawutan (2021). Informasi lebih lanjut dapat dilihat melalui Instagram @ah_rzkiii dan email: ahrizki048@gmail.com.


Posting Komentar

0 Komentar