BERLAYARLAH BERSAMA NUR DI DALAM PERADABAN INI
Di ombak euforia zaman
Akulah ikan yang hampir kehilangan sirip
Mengayuh kehidupan dengan ekor
Melawan gemuruh laut
Di pergerakan zaman pasang surut
Akulah muara kehilangan ikan-ikan dan air mengalir
Di tubuh, waktu memekik
Menerjang kaki dan menegakkan kepala tertunduk di bawah matahari
Hamba adalah manusia fakir
Di kepala banyak yatim berkeliaran
Di mana lagi tempat singgah paling teduh
Selain di rumah-rumah Nur
Tuhan titipkan
Pada gemuruh peradaban
Kita adalah sampan tanpa sauh
Mencari pendayung
Di tempat yang mampu memberi selamat
Jangan biarkan hujan menenggelamkan dada yang lapang
Meniadakan matahari dari Nur Tuhan
Carilah wadah-wadah diamanahkan nabi
Menempa ilmu di bumi
Berlayarlah dalam lautan fana
Bersama cahaya itu
Terang membawa melewati
Lembah peradaban hitam
Riau, 2022
MENEMUI TUHAN
Sebelum pulang
Persiapan bekal
Jauh sebelum kereta tiba
Nasehat itu berulang dibisikkan
Kutunaikan sembahyang
Bersujud pada Tuhan
Ke arah matahari terbenam
Tempat rumah pulang
Semua itu tidak cukup
Aku juga harus menjadi orang baik
Membawa amal-amal dengan lembut
Beribadah dengan khusuk
Bila telah cukup
Akan kutemui Tuhan
Dengan air mata berderai
Cintaku pecah
Menjadi lautan
Dunia lenyap
Di kedalamannya
Riau, 2022
KERINDUAN 1
Bila jarak terlalu kuat membatasi rindu
Biarkan doa
Terbang melintasi
Akan kutembus awan
Juga samudera dingin
Kusentuh jiwamu
Melalui petunjuk Tuhan
Dengan lembut
Rindu bertemu
Riau, 2022
KERINDUAN 2
Embun dingin menetes
Di dada kemarau
Dingin menjalar hingga ubun-ubun
Sejuk menyatu ke aliran darah
Aku langitkan Shalawat padamu Baginda
Berbunga syafaat di istana surga
Ketenangan memeluk tubuh
Air mata dingin mengalir
Keharuan, kerinduan bagaikan sungai
Mengalir di sepanjang tubuh
Wahai Baginda
Kulihat Nur bercahaya
Cinta dan kerinduan menggelegak
Bagaikan mata air di pegunungan
Temuilah aku dalam damai
Bersama Nur suci itu
Wahai Baginda
Riau, 2022
KERINDUAN 3
Tuhan, amalku lebih kecil
Dari pada zarrah
Bagaimana bisa kutemui Engkau
Dengan demikian
Bukan surga tersenyum padaku
Tetapi neraka tertawa menatap
Menjadi lapar melihat dosa itu
Berilah hamba kehidupan lebih lama
Untuk kupersiapkan bekal-bekal
Membersihkan kumal
Menyalakan cahaya
Menuju pada-Mu
Biar kutuntaskan rindu
Dengan sebaik-baik temu
Agar pertemuan
Tidak menuai murka
Riau, 2022
Riska Widiana, berdomisili di Riau. Suka menulis dan membaca, juga melihat banyak dunia. Beberapa karyanya termuat ke dalam media cetak dan online. Tergabung ke dalam komunitas menulis, kepul ( kelas puisi alit), facebook Riska widiana Eka, dan instagram @riskawidiana97.
0 Komentar