Disdrometer Bulan November
Dari sela awan dan tanah
Aku menitipkan rindu
Tiap rintik yang jatuh
Terhitung dalam disdrometer
Aku terbenam dalam dirimu malam ini
Kita bersua tanpa batas kata
Seperti dunia kemarin kala
Dalam ruang hampa terkunci mata
Tapi aku lupa, kau membenci hujan
Sehingga kau berteduh, berpayung
Kemudian singgah di rerindangan lain
Kini air hujan pecah di daun yang basah
Paiton, 29 November 2021
Memoar
Hidupku dimulai dari puisi yang tak tahu kutulis dari mana
Siapa yang menangis di mataku semalam, pergi!
Sebelum yang lain terbakar dan aku menjadi buta
Tinggal di masa lalu
Asing di masa kini
Hilang di masa depan
Aku terasing dari mimpi fana yang kuperjuangkan
Di gubuk koyak ini aku termenung sejenak
Hingga seorang gadis kecil berhijab biru datang dengan sepedanya
“Assalamualaikum”, sapanya…
Aku hidup kembali
Paiton 25 November 2021
Marlin
Dua senja yang melingkar
Meletupkan oasis lepas berdua
Rel kereta yang karat akibat hujan
Berdecit masam mengiringi lonceng kedatangan
Siang itu palmerah terlalu panas
Sehingga melelehlah lidah manis
Menyusuri jalan makadam sambil bertanya
Pertanyaan yang hingga kini telah terjawab
Aku ingin bertemu
Saat kita sudah tak saling merindu
Saat patung ikan merlin bercumbu
Dengan bunga tanjung yang mulai layu
Paiton 30 Desember 2021
Dandy Hidayatuloh, penulis adalah Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Jepang 2017, Universitas Al Azhar Indonesia.
0 Komentar